Community Land Trusts di Amerika Serikat

“Tanah itu milik Tuhan!” sebuah ungkapan yang mungkin tidak asing di telinga kita ketika mendengar berita terkait permasalahan tanah di Indonesia. Tidak jarang pula di pinggir jalan kita temukan papan-papan pengumuman yang tertulis “Tanah ini milik Bapak X…” disertai dengan palang-palang di sekitarnya yang seolah tidak memperbolehkan siapapun untuk menyentuhnya.

 

Tanah seolah bukan menjadi hal gratis yang bisa dinikmati oleh semua orang seperti halnya udara. Tanah menjadi komoditas khusus yang konon katanya nilainya selalu bertambah seiring berkembangnya zaman. Cerita tentang tanah tidak pernah ada habisnya begitu juga yang terjadi bahkan di Amerika Serikat. Hal ini yang menjadi cikal bakal lahirnya konsep ‘tanah bersama’ yang dikenal dengan community land trust.

Menurut Robert Swann (The Community Land Trust: A Guide to a New Model for Land Tenure in America), awalnya kepemilikan tanah di Amerika Serikat dibebaskan kepada siapapun yang ingin mengolahnya sehingga sebagian besar tanah dimiliki oleh para petani kecil dan juga para transmigran. Bersamaan dengan berubahnya perekonomian Amerika Serikat dari sektor pertanian menjadi sektor industri, kepemilikan terhadap tanah mulai diakui sebagai milik pribadi yang didominasi oleh para pemilik modal yang merupakan petani dari keluarga kaya dan juga korporasi raksasa.

Berawal dari keprihatinan dan terinspirasi dari yang terjadi di Gramdan India “Village Gift” dan Jewish National Fund di Israel, Swann bersama dengan Ralph Brosodi mulai mengembangkan konsep kepemilikan lahan yang dikelola oleh komunitas yang dinamakan Community Land Trust (CLT). Tujuan dari adanya CLT adalah untuk menyediakan permukiman yang terjangkau bagi masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah yang tidak mampu untuk membeli lahan dengan harga pasar yang spekulatif.

Sebenarnya gagasan CLT bukanlah hal baru untuk masyarakat di Amerika Serikat. Awalnya ide terkait kepemilikan lahan bersama ini dicetuskan oleh Henry George dalam bukunya Progress & Poverty (1879) yang mengkritik terkait sistem distribusi tanah yang tidak merata menjadi penyebab utama permasalahan kemiskinan di Amerika Serikat. Ia mengusulkan pemerintah untuk menjadikan tanah sebagai “common trust” dan orang-orang memiliki akses yang setara terhadap tanah tersebut.

Dalam sistemnya, CLT membeli lahan sedangkan komunitas akan menyewa rumah ataupun lahan pertanian ke CLT dengan harga yang sangat terjangkau tanpa perlu khawatir akan melonjaknya harga tanah tersebut. Swann dan Slater King membentuk CLT pertama di Albany,Georgia, yang disebut sebagai “New Communities,Inc”. New Communities Inc memberikan harapan bagi petani Afrika-Amerika yang tinggal di daerah selatan untuk memiliki rumah dan pekerjaan sehingga dianggap sebagai gebrakan dalam Southern Civil Rights Movement di kala itu.

Kata community dalam CLT didefinisikan dalam dua hal yaitu pertama CLT terbuka untuk siapa saja yang tergabung dalam ‘komunitas’ yang tinggal dalam lingkungan yang sama. Kedua, struktur direksi CLT dalam model classic sepertiganya merupakan pemilik rumah CLT. Dengan adanya perwakilan dari penghuni CLT lebih representatif dan responsif dalam menjawab permasalahan hunian yang terjadi.

 

Sebagai pemilik tanah,CLT menawarkan sewa jangka panjang (umumnya 99 tahun) dengan harga yang terjangkau kepada individu dari keluarga berpenghasilan rendah dan menengah. Sedangkan rumah atau bangunan dimiliki oleh individu penyewa. Pemisahan sistem untuk rumah dan tanah memungkinkan orang untuk memiliki rumah dengan harga murah mengingat harga tanah biasanya 20% atau 25% dari biaya pembelian rumah baru.

Kesuksesan CLT tidak lepas dari peranan pemerintah pusat dan lokal. Mayoritas program CLT di Amerika Serikat mendapatkan pendanaan dari lembaga pemerintah terutama untuk subsidi awal yang dibutuhkan untuk membangun rumah CLT dan dukungan operasional untuk CLT. Dalam beberapa kasus pemerintah lokal memberikan kemudahan pajak bagi para donatur atau Lembaga swasta yang menyumbang untuk kebutuhan komunitas seperti CLT yang disebut dengan Community Investment Tax Credit (CITC).

Salah satu contoh pengaplikasian CLT yang dianggap berhasil adalah Dudley Neighbors,Inc yang dibentuk di akhir tahun 80-an oleh the Dudley Street Neigborhood Initiative (DSNI) dengan tujuan revitalisasi kawasan permukiman dengan mengelola 1300-unit lahan yang terabaikan yang menjadi karakter wilayah Dudley terdahulu. Banyak lahan yang kosong tersebut dimanfaatkan secara illegal sebagai tempat pembuangan sampah yang merusak lingkungan Dudley.

Dari upaya yang diajukan komunitas, pemerintah yang dipimpin oleh Walikota Ray Flinn menghibahkan tanah yang kosong sebanyak 62 Ha kepada DSNI untuk dikelola melalui DNI yang saat ini dikenal dengan “Dudley Triangle”. Tanah ini telah diubah menjadi 225 rumah baru yang terjangkau, Community Greenhouse 10.000 m2, lahan berkebun, taman bermain, dan fasilitas public lainnya. Dudley Neighbors Inc. diakui sebagai salah satu CLT urban paling sukses di Amerika Serikat dan menjadi contoh untuk pengelolaan lahan berbasis komunitas di kota-kota lainnya.

Ditulis oleh: Linda Widiachristy, Peneliti Rujak Center for Urban Studies

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *