Angin Pembaharu di Pecha Kucha Jakarta

Para Pembicara Pecha Kucha Jakarta
Para Pembicara Pecha Kucha Jakarta (www.maverick.co.id)

14 komunitas dan individu berupaya memberikan inspirasi bagi orang lain, dengan menghadirkan alternative pemikiran, gaya hidup dan pandangan. Setidaknya itu yang berupaya digaungkan dalam Pecha Kucha Jakarta dengan tema Agents of Change. Sekilas info, Pecha Kucha adalah ajang pertemuan dan presentasi antar desainer dan pemikir kreatif bermula dari Jepang di tahun 2003 dengan penggagas Astrid Klein dan Mark Dytham. Berbeda dengan presentasi konvensional, maka Pecha Kucha menggunakan format 20/20: 20 slide presentasi dengan masing-masing side dipasang selama 20 detik, sehingga total waktu presentasi per orang menjadi 6 menit 40 detik. Jakarta adalah kota ke 177 di dunia yang menyelenggarakan ajang Pecha Kucha.

Berbeda dengan kota-kota lain, Pecha Kucha Jakarta menghadirkan tak melulu hanya isu desain, tetapi juga merangkul banyak komunitas diluar desain, seperti Komunitas Sepeda Tua, Lembaga Warkop Indonesia, Bunga Matahari Poetry Readings, Green Lifestyle hingga Rujak. Isu-isu yang dihadirkan akrab dengan kekinian dan kehidupan metropolis Jakarta sendiri.

Malam Pecha Kucha keempat dengan tema Agents of Change tersebut berlangsung di Rasuna Epicentrum dan menjadi salah satu rangkaian acara British Council: Global Entrepreneurship Week. Kali ini 14 presenter menyajikan mengapa mereka pantas menjadi ‘agen pembaharu’, yaitu memiliki kepedulian dan menfokuskan diri untuk mendorong terjadinya perubahan positif bagi lingkungannya. Dari masalah sampah hingga manajemen air, media hingga sepeda, angklung hingga pedagogi, itulah ragam isu yang diangkat.

Greenlifestyle, Telapak dan The Climate Project Indonesia misalnya sama-sama mengangkat isu pemanasan global sebagai titik mula gerakan, namun memiliki pandangan dan pendekatan yang berbeda dengan tujuan yang sama. Sementara Spare for Share dan XS Project menyikapi masalah sampah dan peluang dibaliknya: jika yang satu melihat dari sisi membagi dengan sesame sementara XS Project mencoba merubah sampah menjadi produk kreatif melalui teknik desain produk.

Bina Antar Budaya dibawah bendera AFS dan Creative Education mencoba menghadirkan alternatif dalam pendidikan dan pengajaran. Sementara Bike To Work dengan berapi-api memperkenalkan komunitas mereka. Perhatian akan kemiskinan ditunjukkan oleh karya dan kontribusi dari Red Nose Circus dan Water Sanitation Action. Ajang kaum muda juga menarik perhatian disini, dengan upaya-upaya yang dilakukan menjelang Indonesian Youth Conference , sementara Saung Angklung dalam upayanya untuk tetap berada dalam kehidupan masyarakat moderen. Sementara Rujak memperkenalkan akan pentingnya partisipasi, inisatif dan prakarsa masyarakat, dengan menjadikan situs Rujak sebagai melting pot antara komunitas dan masyarakat dalam menuju Jakarta yang lebih baik.

Aspiratif, itulah yang ditangkap dari presentasi beragam. Forum ini membuka banyak kemungkinan, juga memberikan kesempatan bagi komunitas untuk memperkenalkan program kepada masyarakat dan komunitas lain.

One thought on “Angin Pembaharu di Pecha Kucha Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *