Burung Hantu ini menabrak pengendara sepeda motor pada malam hari jam 20:45, tanggal 5 Agustus 2010, di Jalan Sunda Kelapa, belakang mesjid, Menteng, Jakarta Pusat.
marco
3 thoughts on “Burung Hantu di Jakarta?”
Ratna Ariyanti says:
ah menteng rasanya tak hanya menjadi rumah bagi kaum atas tapi juga bagi sekawanan hewan yang jarang dilihat di Jakarta. saya pernah mendapati tupai meniti kabel listrik di lampu merah dekat KPU. tupai meniti kabel listrik di teriknya Jakarta… 🙂
Wah ini kalo di buku panduan burung-burung di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan disebut Celepuk reban, nama latinnya Otus lempiji sedangkan nama Inggrisnya Collared Scopsowl.
Jenis ini di Jakarta masih lumayan banyak atau umum, tetapi perlahan kalo RTH terbatas populasi mereka pun jadi terbatas
Melengkapi tanggapan Mas Ady. Habitat hidup Burung Celepuk Reban di hutan sekunder, tepian hutan, daerah terbuka dengan pepohonan, taman, permukiman dan jalur hijau. Burung ini justru menghindari hutan primer dan umum di daerah berketinggian 0 – 1000 mdpl.
Statusnya masih umum, secara global tidak terancam punah, CITES II.
Burung ini memang berburu di malam hari. Makanan utamanya serangga, kedang memangsa burung atau reptil kecil. Mengamati mangsa dari tempat bertengger (tiang, kabel, atap rumah,ranting pohon,dll)kemudian menyergap mangsa yang berada dekat atau di permukaan tanah. ini yang membuat mereka sering jadi korban kecelakaan di jalan..apalagi mereka belum punya kebiasaan tengok kiri-kanan sebelum menyeberang.
referensi: Handbook of the bird of the world vol.5 (kecuali kalimat terakhir.. :D)
ah menteng rasanya tak hanya menjadi rumah bagi kaum atas tapi juga bagi sekawanan hewan yang jarang dilihat di Jakarta. saya pernah mendapati tupai meniti kabel listrik di lampu merah dekat KPU. tupai meniti kabel listrik di teriknya Jakarta… 🙂
Wah ini kalo di buku panduan burung-burung di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan disebut Celepuk reban, nama latinnya Otus lempiji sedangkan nama Inggrisnya Collared Scopsowl.
Jenis ini di Jakarta masih lumayan banyak atau umum, tetapi perlahan kalo RTH terbatas populasi mereka pun jadi terbatas
Salam
Ady Kristanto
Melengkapi tanggapan Mas Ady. Habitat hidup Burung Celepuk Reban di hutan sekunder, tepian hutan, daerah terbuka dengan pepohonan, taman, permukiman dan jalur hijau. Burung ini justru menghindari hutan primer dan umum di daerah berketinggian 0 – 1000 mdpl.
Statusnya masih umum, secara global tidak terancam punah, CITES II.
Burung ini memang berburu di malam hari. Makanan utamanya serangga, kedang memangsa burung atau reptil kecil. Mengamati mangsa dari tempat bertengger (tiang, kabel, atap rumah,ranting pohon,dll)kemudian menyergap mangsa yang berada dekat atau di permukaan tanah. ini yang membuat mereka sering jadi korban kecelakaan di jalan..apalagi mereka belum punya kebiasaan tengok kiri-kanan sebelum menyeberang.
referensi: Handbook of the bird of the world vol.5 (kecuali kalimat terakhir.. :D)
salam
Satriya