Melalui KabaRujak, kami ingin membagikan berbagai potret aktivitas dan inisiatif inspiratif yang berlangsung di berbagai penjuru tempat kami berkarya—dari Bumi Pemuda Rahayu di perbukitan Dlingo hingga sudut-sudut Jakarta tempat gerakan perumahan kolektif terus tumbuh. Di bulan Maret ini, kabar datang dari semangat belajar dan gotong royong di Dusun Banjarharjo, geliat Koalisi Perumahan Gotong Royong dalam mendorong kebijakan perumahan koperasi, hingga perkembangan awal proyek #RumahFlat sebagai salah satu upaya menjawab krisis perumahan perkotaan. Semoga cuplikan cerita ini dapat memperkuat kolaborasi dan membuka ruang refleksi bagi kita semua yang percaya pada perubahan yang adil dan berkelanjutan.
Kabar dari Bumi Pemuda Rahayu (BPR)
- Kunjungan Sebumi Ke Bumi Pemuda Rahayu: Menjelajahi Kearifan Lokal
Kunjungan Sebumi ke Bumi Pemuda Rahayu, belajar tentang kerajinan bambu bersama Pringgodani yang merupakan kelompok pengrajin dari Pemuda Dusun Banjarharjo 1. Sebumi juga mengenal workshop kayu milik warga RT 03, Dusun Banjarharjo 1, serta belajar dari pengalaman dan kearifan warga setempat. - Karang Taruna Berkumpul di Aula Bambu Bumi Pemuda Rahayu
Pemuda-pemudi Karang Taruna Dusun Banjarharjo 1 berkumpul dalam rapat anggota di Aula Bambu Bumi Pemuda Rahayu. Ruang yang sangat nyaman dan asri menjadi tempat untuk berdiskusi dan merencanakan kegiatan.
Penasaran dengan Bumi Pemuda Rahayu? Nantikan kabar dari kami untuk kelas dan praktek pembelajaran menarik untuk umum di Bumi Pemuda Rahayu.
Kabar dari Koalisi Perumahan Gotong Royong
Koalisi Perumahan Gotong Royong (KPGR), merupakan koalisi yang dibentuk oleh RCUS bersama jaringan lainnya, yakni Arkom dan UPC pada tahun 2020, sebagai bagian dari advokasi perumahan kolektif yang didukung oleh ACHR. Koalisi Perumahan Gotong Royong sampai saat ini terus memperjuangkan perumahan yang layak dan terjangkau melalui solusi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia, dengan fokus pada inisiatif yang dipimpin oleh komunitas melalui model perumahan koperasi. Upaya terbaru meliputi proyek percontohan di Blok Eceng, Muara Angke, Jakarta dan Notoyudan, Yogyakarta yang menyoroti potensi perumahan koperasi dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang mendesak di negara ini. Proyek-proyek ini sejalan dengan target pemerintah untuk membangun 3 juta rumah, menekankan peran upaya kolaboratif komunitas dalam mencapai tujuan ini.
Koalisi saat ini memiliki anggota yang lebih banyak dengan bekerja sama dengan Habitat for Humanity Indonesia, AKUR, Rimpang, serta organisasi akar rumput seperti Paguyuban Kalijawi dan Jaringan Rakyat Miskin Kota, yang secara aktif berkontribusi pada inisiatif-inisiatif ini. Bersama-sama, kami memperkuat gerakan ini dengan riset, advokasi, dan keterlibatan komunitas, lebih lanjut memperjuangkan misi untuk menciptakan lingkungan urban yang adil dan berkelanjutan.
Dalam diskusi-diskusi terbaru, KPGR telah bertemu dengan tokoh-tokoh kunci, termasuk Wakil Menteri Koperasi dan Wakil Menteri Perumahan dan Permukiman, untuk mengeksplorasi cara-cara menyelaraskan kebijakan perumahan dengan model koperasi. Selain itu, pertemuan dengan PT. SMF dan LPDB telah fokus pada identifikasi mekanisme pembiayaan untuk mendukung pengembangan proyek perumahan koperasi, memastikan keberlanjutan jangka panjang dari inisiatif-inisiatif ini.
Selain itu, Koalisi Perumahan Gotong Royong juga terus mempererat hubungan antar jaringan dan juga mencoba untuk mengkaji kembali visi, misi, dan program-program yang telah didiskusikan bersama dalam Rapat Kerja Koalisi Perumahan Gotong Royong Tahun 2025 yang telah diselenggarakan di Jakarta, 12 Maret kemarin.
Kabar dari Program Rumah Flat
Saat ini, kami juga sedang berkolaborasi dengan dua pemilik tanah untuk mengembangkan Rumah Flat di area Jakarta. Lokasi calon rumah flat yang pertama berada di area Matraman, Jakarta Timur. Lokasinya di pinggir jalan, dekat dengan Stasiun Matraman, Stasiun Pondok Jati dan Halte Matraman Baru. Lokasi kedua berada di Pengadegan, Jakarta Selatan yang lokasinya di dalam perumahan, namun dekat titik berhenti mikrolet dan masih cukup dekat dengan Halte Tebet BUMD dan Stasiun Duren Kalibata.
Proses yang sedang dilakukan saat ini adalah menentukan jumlah unit yang bisa dibangun berdasarkan luas tanah dengan melihat ketentuan-ketentuan, seperti intensitas pemanfaatan ruang, zonasi, dan ketentuan lainnya yang diatur dalam perundang-undangan. Unit yang diangun memiliki variasi tipe 40m² 60m², dan 80m². Proses ini dilakukan dengan membuat gubahan massa. Selain untuk melihat berapa banyak unit yang dapat dibangun, nantinya hasil pemodelan ini akan menjadi dasar untuk pengembangan desain Rumah Flat.

