Wukir Suryadi adalah seniman otodidak yang mendedikasikan dirinya pada pembuatan instrumen musik sekaligus seorang musisi. Dalam perjalanan karirnya Wukir kerapkali terlibat dalam pagelaran musik baik di dalam maupun luar negeri. Diantaranya pada keterlibatannya pada The Instruments Builder Project kolaborasi dengan Seniman Bunyi dan Visual Indonesia Austria di Jogjakarta, konser dengan Senyawa di Austria, Swedia dan Denmark, dan lain-lain. Instrumen musik karya Wukir diantaranya adalah Luku dan Garu, ia menyebut kedua instrument ini sebagai instrumen musik teknologi pertanian tradisional Indonesia.
Pada kegiatan pesanggrahan yang diikutinya, Wukir Suryadi membuat instrumen musik harpa dengan menggunakan kusen jendela. Berikut catatan Wukir pada kegiatan pesanggrahannya di Bumi Pemuda Rahayu:
Pertama menginjakan kaki di pemukiman Bumi Pemuda Rahayu yang terlintas di pikiran saya adalah bagaimana sesegera mungkin merespon segala material dan kemungkinan bekerja sama dengan masyarakat kususnya para tukang kayu di sekitar desa dekat pemukiman Bumi Pemuda Rahayu, kususnya untuk membuat Instrumen musik atau tidak menutup kemungkinan membuat hal lain . Setelah sesampai dikamar saya sedikit membuat rencana sebagai berikut ;
Perencanaan kerja di atas ini sangat mempermudah saya untuk bekerja di masa residensi.
Berikut beberapa sketsa dan hasil di karya harpa kusen jendela harpa ini saya bekerja sama dengan mas Sugek , menggunakan kayu mahoni string nylon dan metal.
Bambu tapok ini dimainkan dengan cara memukulkan stick yang terbuat dari sandal jepit kelobang penampang bambu, nada dari bambu tapok ini dibedakan dari ukuran panjang-pendek bambunya, pada saat pengerjaan di BPR saya di bantu oleh pak tepos dan pak Sugiran.
Pada awalnya sket dari instrument ini adalah tampah bersayap baja, pada saat pengerjaanya idenya berkembang hanya menggunakan pasak bambu sebagai sayap sekaligus sebagai media bunyinya.
gambar di atas adalah hasil pengamatan dari daerah sekitar BPR, sket sket tersebut berkemungkinan besar bisa direalisasikan di BPR dengan sumber daya yang ada di sekitarnya.
*Pesanggrahan untuk seniman dan peneliti kembali diadakan di Bumi Pemuda Rahayu, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan pesanggrahan tahunan yang kembali diadakan tahun ini akan memilih 5 seniman dan peneliti muda yang memiliki komitmen untuk bekerja bersama warga dan lingkungan. Kesempatan pengajuan proposal masih terbuka hingga 15 September 2015 mendatang. Detil kegiatan dapat diunduh disini






