Penulis: Zahra Khairunnisa, Researcher Rujak Center for Urban Studies
Memasuki tahun ke-17, PT Transportasi Jakarta berusaha meningkatkan layanan akan mobilitas dalam kota yang juga sebagai ruang publik. Bekerja sama dengan Rujak Center for Urban Studies, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti, dan jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, PT Transportasi Jakarta mengadakan kegiatan Design Charrette yang bertajuk Mobilitas Urban. Design Charrette: Mobilitas Urban merupakan sebuah kegiatan ko-kreasi yang mengundang pengguna Transjakarta, untuk terlibat langsung dalam perencanaan Halte Transjakarta Slipi Petamburan dan Grogol 2. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pendekatan partisipatif dalam menghasilkan sarana prasarana transportasi massal yang terintegrasi dengan lansekap kota, juga untuk menghasilkan berbagai macam ide dan desain kreatif dari berbagai pihak. Tidak ada yang menjadi sumber lebih baik daripada warga kota dan pengguna transportasi itu sendiri.
Proses ko-kreasi merupakan proses penciptaan makna atau nilai yang dilakukan secara bersama oleh sekelompok orang atau organisasi secara partisipatif. Istilah ko-kreasi memang berawal dari bidang bisnis atau pengembangan produk. Akan tetapi, pendekatan ko-kreasi dapat diimplementasikan dalam proses perencanaan kota, yang mana memungkinkan terjadinya pembentukan pengetahuan dan penciptaan produk ruang secara lebih demokratis dan partisipatif. Pendekatan ko-kreasi memungkinkan warga kota yang juga sebagai pengguna ruang kota, memiliki kesempatan untuk berkontribusi langsung mengenai penuangan gagasan atau ide dalam peroses penciptaan ruang kota.
Kegiatan ini mengusung rupa design charrette sebagai implementasi dari pendekatan ko-kreasi ruang kota, melalui proses desain Halte Transjakarta Slipi Petamburan dan Grogol 2. Design charrette merupakan suatu sesi kolaboratif dimana sekelompok orang kreatif dari berbagai macam latar belakang bersama-sama menyusun solusi untuk masalah desain. Proses design charrette berlangsung singkat, yang harapannya dapat menjaring ide-ide spontan dan inovatif dari berbagai macam pihak, dalam mewujudkan suatu visi atau tujuan bersama.
Kegiatan ini dilangsungkan pada tanggal 9-16 April 2021. Adapun rangkaian kegiatan Design Charrette: Mobilitas Urban meliputi kuliah tamu, survey lapangan, design charrette, kerja kelompok, dan presentasi publik. Setelah melalui proses seleksi, terdapat 28 peserta berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mayoritas peserta berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan terdapat pula peserta dari berbagai daerah lain di Indonesia maupun luar negeri. Sebagian besar peserta merupakan mahasiswa, namun terdapat komposisi yang besar pula untuk pegawai dan praktisiperkotaan maupun bidang lainnya. Selaras dengan kegiatan ini, hampir seluruh peserta merupakan pengguna aktif transportasi umum, serta terdapat 69% peserta merupakan pengguna harian Transjakarta.
Kegiatan Design Charrette: Mobilitas Urban diawali dengan kuliah tamu yang dilakukan secara daring. Kegiatan kuliah tamu membekali peserta dengan pengetahuan terkait mobilitas kota. Mengundang beberapa praktisi dan pemerhati transportasi publik, para peserta dapat memperkaya pemahaman mengenai isu-isu terkait mobilitas kota, metode ko-kreasi, inklusivitas dalam transportasi publik, pendekatan desain, serta pengenalan akan sepak terjang pengusahaan dan strategi mengenai pengembangan desain halte PT Transjakarta.
Setelah dibekali oleh materi dan pengalaman yang disampaikan pada saat sesi kuliah tamu, para peserta kemudian terbagi menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 5-6 orang dengan latar belakang yang berbeda. Setiap kelompok dibimbing oleh 1 mentor, yang turut memberikan pertimbangan dan masukan dalam proses diskusi kelompok perihal analisis dan praktek desain. Setiap kelompok melakukan desain untuk 1 halte, yaitu Halte Transjakarta Slipi Petamburan atau Grogol 2.
Masing-masing kelompok kemudian melakukan brainstorming awal mengenai pembelajaran yang didapatkan ketika kuliah tamu, yang kemudian dijadikan pertimbangan dalam merancang tahapan proses desain halte. Tiap kelompok juga merumuskan hal-hal yang akan didalami lebih lanjut, untuk selanjutnya menjadi kebutuhan data dan penentuan metode dalam melakukan survey lapangan. Survey lapangan dilakukan secara mandiri oleh setiap kelompok, dengan berbagai metode. Pengamatan langsung, wawancara, dan kuesioner menjadi alat pengambilan data yang selanjutnya akan diolah menjadi tabel kebutuhan rancangan. Prinsip inklusifitas, efisiensi, keterhubungan dengan lansekap sekitar, informalitas, lalu lintas, dan estetika menjadi basis dalam penentuan poin analisa dan output rancang. Kegiatan survey lapangan tidak hanya meliputi bangunan halte, namun lingkungan sekitar halte juga menjadi pertimbangan yang krusial. Hal ini sejalan dengan prinsip halte sebagai ruang publik, yang terhubung dengan ruang kota di sekitarnya.
Para peserta sangat antusias untuk memproses temuan-teuannya pada saat survey lapangan. Diskusi berjalan sangat konstruktif dan menghasilkan beragam kesimpulan serta ide-ide baru yang kian bermunculan. Intensitas diskusi sangat tinggi dan seringkali berlanjut berjalan diluar jam yang telah disediakan atas inisiasi dari tiap kelompok. Hal ini menggambarkan tingkat antusiasme dan rasa ingin tahu yang sangat kental dari tiap peserta. Latar belakang peserta dan mentor yang beragam, juga menjadi faktor yang memperkaya proses dialektik yang terjadi. Kehadiran mentor sebagai pembimbing menjadi pemantik, penengah, dan turut memberikan pertimbangan dalam tiap proses diskusi. Selain survey lapangan, para kelompok juga memperkaya pertimbangannya dalam melalui pengambilan data sekunder pada portal media popular, data statistik, studi literatur, serta metode lainnya.
Setelah itu, para peserta memasuki kegiatan inti, yaitu design charrette. Kegiatan ini dibimbing oleh para mentor dalam tiap kelompok. Setelah dilakukan diskusi untuk membahas hasil survey dan data yang didapatkan, para peserta besama mentor melakukan brainstorming terkait desain yang dapat merespon permasalahan-permasalahan yang ditemukan di lapangan, serta persoalan yang bersumber langsung dari para pengguna pada halte terkait. Besar harapannya, desain tersebut menjadi solusi dan juga mewujudkan peran Transjakarta sebagai generator transformasi kota. Pada sesi ini, didapatkan ide-ide kreatif dan out of the box yang seringkali tidak terpikirkan sebelumnya. Pertimbangan yang dihadirkan pada sesi ini menyangkut berbagai aspek; seperti konteks sejarah, regulasi, lingkungan, efisiensi energi, keindahan, fungsionalitas, dan sebagainya. Peran latar belakang peserta yang variative menjadi hal kunci untuk memunculkan desain yang memili basis komprehensif. Kemudian dilakukan proses tabulasi untuk beragam ide yang telah berhasil dihimpun.
Kerja kelompok secara mandiri kemudian dilakukan untuk mengkonkritkan ide-ide yang ditangkap para sesi design charrette. Hasil akhir dari kerja kelompok berupa desain Halte Transjakarta Slipi Petamburan dan Grogol 2, yang meliputi desain kawasan dan rancangan arsitektural. Tiap ide yang bermunculan kemudian dikontekstualisasikan kembali dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan, untuk memastikan tujuan desain benar-benar tercapai. Terdapat beberapa prinsip utama untuk tiap desain yang dihasilkan oleh setiap kelompok. Prinsip tersebut diantaranya do less harm atau meminimalisir perusakan pada elemen lansekap sekitar halte, menjadikan kehadiran halte sebagai pemberi nilai tambah kawasan, menghormati konteks tempatan (immediate context), menjadikan revitalisasi Transjakarta sebagai momen ‘memenangkan’ pejalan kaki, serta meningkatkan kualitas konektivitas antara Halte Transjakarta dengan kawasan permukiman sekitar dalam radius <500 meter. Adapun prinsip universal yang juga menjadi landasan desain diantaranya mengintegrasikan pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD) sebagai bentuk adaptasi dan mitigasi iklim, menjadikan Transjakarta sebagai patron ruang publik, serta pendekatan sensitive gender dan inklusivitas.
Hasil akhir dari proses kegiatan design charrette kemudian ditampilkan dalam bentuk presentasi publik. Presentasi publik diselenggarakan secara daring pada tanggal 16 April 2021. Sesi presentasi publik mengundang praktisi arsitektur, perwakilan dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), serta perwakilan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu DKI Jakarta sebagai penanggap. Setiap kelompok mempresentasikan analisis dan desain yang dihasilkannya, untuk kemudian ditanggapi oleh para penanggap. Tanggapan dari para penangap turut memberikan pertimbangan dalam ranah konteks maupun teknis implementasi desain. Adapun presentasi publik disiarkan secara langsung pada kanal Youtube RCUS Jakarta, pameran di Halte Transjakarta Slipi Petamburan dan Grogol 2, serta dipublikasikan dalam sosial media Rujak Center for Urban Studies.
Produk desain yang dihasilkan dalam kegiatan Design Charrette: Mobilitas Urban akan diolah lebih lanjut oleh tim dari Rujak Center for Urban Studies untuk kemudian dijadikan pertimbangan dalam perancangan desain revitalisasi kawasan dan Halte Slipi Petamburan dan Grogol 2. Rangkaian kegiatan ini mampu membentuk ruang diskusi, menjawab pertanyaan, dan menghimpun usulan. Pertimbangan akan informalitas UMKM, aspek HAM dan sejarah, sosial dan tunawisma yang sebelumnya kurang terakomodir, menjadi dapat diangkat ke permukaan oleh suatu sistem transportasi publik, dalam hal ini Transjakarta. Prinsip-prinsip yang menjadi landasan desain juga terimplementasi secara baik pada hasil karya tiap kelompok. Melalui kegiatan ini, harapannya desain yang diimplementasikan lebih solutif dalam menyelesaikan permasalahan pengguna dan kawasan sekitarnya, melalui proses yang demokratis dan partisipatif dalam mewujudkan Transjakarta sebagai bagian dari ruang public dan generator transformasi kota.
Link terkait dapat dilihat melalui tautan di bawah ini:
Hasil Karya Peserta: Klik Disini
Ingin tahu lebih banyak mengenai design charrette?: Klik Disini